Wednesday, 27 March 2019

POLITIK NU ADALAH POLITIK KEBANGSAAN


POLITIK NU ADALAH POLITIK KEBANGSAAN
(Bagian I)

Wednesday, 13 March 2019

PMII CIREBON DALAM TEROPONG SEJARAH


PMII CIREBON DALAM TEROPONG SEJARAH
Oleh : Fathurrohman
(Koleksi Foto Pribadi)

1    USIA YANG SUDAH MENUA
Secara historis sudah tidak terbantahkan lagi bahwa PMII Cirebon merupakan salah satu Cabang PMII yang usianya sudah sangat renta, sebab kelahiran PMII Cirebon tidak terlampau jauh dari kelahiran PMII secara Nasional hanya terpaut hitungan Bulan saja, PMII Cirebon lahir di tahun yang sama dengan dideklarasikannya PMII Nasional yakni 1960, seperti yang penulis kutip dari Halaman Kompas tulisan Sahabat Ayub Al-ansori mengatakan PMII Cirebon kelahirannya digagas oleh Sahabat Maksudi Yusuf (Plered Cirebon), Sahabat Suaeb Sumpeno (Cirebon), Sahabat Umar Labib Irfan (Klayan Cirebon), Sahabat Ahmad Sayuti Hasan (Kebon Baru Cirebon), Sahabat Ahmad Syahari Muchsin (Kebon Baru Cirebon), Sahabat Kistiharno (KS Tubun Cirebon), dan Sahabat Ibrohim Rozy (Plered Cirebon). Kemudian setelah terbentuk ketua pertamanya adalah Sahabat H. Umar Labib Irfan dari tahun 1960 sampai dengan 1965, yang kemudian digantikan oleh Sahabat Ahmad Syahari Muchsin pada tahun 1966.
Dalam masa-masa awal pembentukan sampai dengan sekitar tahun 1996 PMII Cirebon mengalami peningkatan Kader dan progresifitas Pergerakan yang signifikan, dibuktikan dengan Kader-kader PMII yang mampu membuktikan dirinya berhasil dalam setiap bidang yang digelutinya, seperti H. Ahmad Syahari Muchsin yang menjadi anggota DPRD Cirebon tidak lama setelah menjadi Ketua Cabang Cirebon, KH Affandi Mochtar yang menjadi Sekretaris Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI dan Menjadi Sekretaris MABIMNAS PMII, Sholahuddin Kafrawi menjadi PCINU Amerika Serikat, KH. Wawan Arwani yang menjadi Rais Syuriah PCNU Kab. Cirebon, Prof. Jamali yang menjadi Direktur Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. KH. Ilman Nafi’a yang sudah menjadi Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah di IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Septi Gumiandari menjadi Ketua Penjamin Mutu Akademik IAIN Syekh Nurjati Cirebon atau Sahabat Sulhan yang kini Menjadi Dosen UIN Bandung. Artinya mantan Ketua Cabang Cirebon Mampu membuktikan dirinya bisa bersaing di kancah Lokal maupun Nasional sehingga ini merefleksikan bahwa PMII Cirebon betul-betul menjadi kawah candradimuka bagi kader-kader pergerakan.


2    GAGASAN DAN REKOMENDASI IDEAL PMII
Pada tahun 1998 Mahasiswa dengan kompak dan diberkati oleh Tuhan yang maha kuasa mampu menggulingkan Rezim Orde Baru yang berkuasa selama 32 Tahun. Prestasi yang gemilang ini tentu saja tidak lepas dari sumbangsih kader-kader PMII yang sangat Heroik pada momentum tersebut. Sehingga PMII memberikan Rekomendasi-rekomendasi untuk ikut serta membangun terwujudnya Negara sesuai apa yang dicita-citakan bersama.
Dalam Ranah Politik, Hukum, Ekonomi, Agama dan Gender PMII punya Rekomendasi untuk Masyarakat dan Pemangku Kebijakan :
a.    Mendorong adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang sanksi pidana terhadap elit-elit politik yang terbukti melakukan money politic dalam memperoleh kekuasaan.
b.    Mendesak pemerintah untuk membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pelaporan anggaran partai politik
c.    Menyelamatkan demokrasi Indonesia dari berbagai praktek kotor politikus
d.    Menetapkan hukuman mati bagi para koruptor
e.    Menegaskan kembali tentang kedudukan, peran dan fungsi hukum sebagai dasar sekaliogus patokan (pedoman) dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
f.     Penegasan supermasi hukum yang tegas bagi pejabat maupun pengusaha yang kebijakan dan perilakunya bertentangan dengan hukum
g.    Pembangunan infrastruktur yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan
h.    Mendesak pemerintah untuk mencapai swasembada pangan
i.      Menyelenggarakan pemerintahan yang bervisi keadilan Gender (gender mainstriming) dan meningkatkan kedudukan serta peranan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara nasional
j.      Mengajak masyarakat beragama untuk tidak menciptakan sentiment dalam beragama yang mengarah pada konflik secara komunal
k.    Mengajak pada pemerintah untuk mendeteksi dan menindak tegas penyebaran pemahaman keagaan ekstrem di sekolah-sekolah atau kampus-kampus baik secara formal ataupun non formal
l.      Menghentikan dikotomi pendidikan pesantren dan pendidikan nasional untuk pembangunan pendidikan yang berwawasan dan berkarakter ke-Indonesiaan.

3    KATAK DALAM TEMPURUNG
Secara Nasional PMII Menorehkan Prestasi yang sangat luar biasa, PMII mampu memposisikan dirinya sebagai Aset Bangsa yang sangat berharga tanpa merusak hubungan dengan Inangnya yakni Nahdlatul Ulama, bahkan banyak juga jebolan PMII yang ikut serta dalam meneruskan perjuangan para Ulama dalam tubuh NU itu sendiri. Prestasi yang ditorehkan PMII tentu saja bukan tanpa sebab, hal ini tentu merupakan hasil ikhtiar Sahabat-sahabat terdahulu yang betul-betul berjuang untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan PMII.
Anehnya hari ini dengan prestasi PMII yang sudah sedemikian rupa, PMII Cirebon justru hanya hanya berdiam diri dalam kemajuan Zaman yang kian santer menggembor-gemborkan perubahan. Dari aspek kaderisasi PMII Cirebon memang mengalami lonjakan yang luar biasa jumlahnya, bayangkan saja dalam satu tahun PMII Cirebon mampu menjaring anggota baru sampai dengan 855 anggota, sungguh angka yang luar biasa. Namun kuantitas keanggotaan PMII justru berbanding terbalik dengan Kualitas kader-kadernya. Hal ini dibuktikan dengan minimnya kader PMII yang ikut serta dalam mengawal perubahan baik dalam internal kampus maupun dalam menyikapi kebijakan-kebijakan pemerintah daerah, ironisnya hal tersebut terjadi akibat ketidak mampuan kader PMII untuk mengawal Perubahan.
Tercatat dalam Periode ini saja 2017-2019 (samapai tulisan ini dibuat) PMII Cirebon tidak melakukan pendampingan apapun kecuali issue nasional yang mana itupun interuksi dari PB dan PKC PMII tentang penolakan RUU MD3, bagi penulis ini merupakan sauatu kemunduran.
Hari ini PMII Cirebon justru bukan lagi menjagi Kawah Candradimuka untuk menempa pribadi yang berkualitas, melainkan hanya sebagai sarana silaturrohim dan wadah temu kangen dalam hangatnya ikatan kekeluargaan bagi kader-kadernya, tanpa memunculkan suatu formula yang bermanfaat bagi kemajuan dan perubahan. Sebut saja ketika dimana-mana sedang ramai membahas Revolusi Industri 4.0, PMII Cirebon justru masih berkutat pada konflik internal yang tidak berkesudahan dan justru menelanjangi PMII Cirebon sendiri. Atau ketika PB PMII sudah membahas dan mencanangkan PMII go Internasional (Bahkan sampai sudah terlaksana), PMII Cirebon justru masih meributkan Rekomendasi-rekomendasi kegiatan dan persyaratan pengajuan SK yang kemudian dijadikan sebagai ajang permusuhan, sekali lagi ini merupakan suatu kemunduran.
Penulis pernah membaca Hasil muspimnas PMII tahun 2012, disitu dibahas tentang Poros Ekonomi duania yang akan bergeser dari Barat ke Timur, dibuktikan dengan dibentuknya Aliansi atau Organisasi Kerjasama negara-negara yang kemudian melahirkan Organisasi BRICS (Brazil, Rusia, India, Cina dan South Africa). BRICS yang awalnya berdiri untuk mengimbangi Ekonomi Barat kemudian bergeser atau lebih tepatnya berkembang menjadi Organisasi yang mampu menjaga perdamaian Dunia, sebab Negara-negara BRICS secara Ekonomi mampu untuk menjadi kekuatan Ekonomi Dunia, bahkan Cina sendiri disebut-sebut sebagai Potential Super Power satu tingkat dibawah Amerika. Hal ini sudah dibahas semenjak tahun 2012 oleh PB PMII, lalu bagaimana dengan PMII Cirebon sendiri?

4    Faktor kemunduran
Seperti Hukum kausalitas kata orang-orang ‘ada sebab ada akibat’, terjadinya keadaan yang demikian (Kemunduran) bagi PMII Cirebon tentu saja banyak factor yang jadi penyebabnya. Diantaranya adalah :
a.    Kepentingan bukan untuk kemajuan
Dalam tubuh PMII Cirebon muncul berbagai macam kepentingan yang menyeret kader-kader untuk ikut masuk didalam berbagai macam kepentingan tersebut, ada yang menginginkan PMII Cirebon sebagai Wadah untuk Gerbong Politik Praktis, ada yang menginginkan PMII Cirebon menjadi Organisasi yang konsisten Merawat Ideologi Ahlussunnah wal jamaa’ah, ada pula yang menginginkan PMII Cirebon tetap menjadi Kawah Candradimuka untuk menggembleng nilai kritis dan Intelektual Kader PMII Cirebon.
b.    Miskomunikasi
Sudah lumrah dalam suatu Organisasi terjadi Miskomunikasi, namun Miskomunikasi antar lembaga, alumni atau antar structural dalam tubuh PMII Cirebon mengakibatkan Proses kaderisasi terhambat dan justru memicu konflik internal yang mengarah pada perpecahan (sedih memang kalo diceritakan mah).
c.    Sosok Pemimpin
Dalam PMII maksudnya adalah ketua, Mau tidak mau sosok pemimpin juga adalah salah satu yang menjadi factor PMII Cirebon mengalami suatu kemunduran, terlepas bagaimana cara dia memimpin yang jelas suatu kemunduran atau kemajuan PMII Cirebon tergantung bagaimana seorang pemimpin menahkodainya, sehingga wajar apabila seorang ketua dipilih melalui serangkaian tes kelayakan, hal tersebut tentu saja untuk bisa menghasilkan pemimpin yang baik.
Masih banyak factor yang mempengaruhi kenapa PMII Cirebon mengalami kemunduran, penulis hanya berusaha mencatat sebagian besarnya saja, hanya untuk sebagai bahan diskusi bersama agar kita mampu menjadikan PMII Cirebon lebih Progres dan lebih siap untuk menghadapi suatu perubahan dan kemajuan. Sebab hari ini PMII Cirebon telah banyak kehilangan ruang-ruang diskusi untuk bisa menghasilkan suatu gagasan yang Brilian atau untuk bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran yang kritis. PMII Cirebon hari ini telah kehilangan pijakan Historisnya.
Selanjutnya penulis memohon maaf apabila banyak terdapat sesuatu yang menyakiti pembaca, sebab tidak ada sedikitpun niatan untuk menyakiti kader-kader PMII Cirebon apalagi para pendahulu dan Sahabat-sahabat Senior yang sudaah bersusah payah untuk bisa menjadikan PMII Cirebon sebagai Kawah Candradimuka bagi kami semua. Sekali lagi tanpa bermaksud untuk menyakiti ataupun merendahkan siapapun apalagi ada tendensi kepentingan pada pihak tertentu, ini hanya ikhtiar penulis dalam memajukan PMII Cirebon, untuk bisa mengembalika Eka Citra diri PMII.

Sumber Tulisan :
2.    Haramain, Malik, 2000, PMII Di Simpang Jalan, Pustaka Pelajar
3.    Data Base Kaderisasi PC PMII Cirebon 2017-2018
4.    Hasil MUSPIMNAS PMII 2012

POLITIK NU ADALAH POLITIK KEBANGSAAN