PMII CIREBON DALAM TEROPONG SEJARAH
Oleh : Fathurrohman
(Koleksi Foto Pribadi)
1 USIA YANG SUDAH MENUA
Secara historis sudah tidak terbantahkan lagi
bahwa PMII Cirebon merupakan salah satu Cabang PMII yang usianya sudah sangat
renta, sebab kelahiran PMII Cirebon tidak terlampau jauh dari kelahiran PMII
secara Nasional hanya terpaut hitungan Bulan saja, PMII Cirebon lahir di tahun
yang sama dengan dideklarasikannya PMII Nasional yakni 1960, seperti yang penulis
kutip dari Halaman Kompas tulisan Sahabat Ayub Al-ansori mengatakan PMII
Cirebon kelahirannya digagas oleh Sahabat Maksudi Yusuf (Plered Cirebon), Sahabat
Suaeb Sumpeno (Cirebon), Sahabat Umar Labib Irfan (Klayan Cirebon), Sahabat Ahmad
Sayuti Hasan (Kebon Baru Cirebon), Sahabat Ahmad Syahari Muchsin (Kebon Baru
Cirebon), Sahabat Kistiharno (KS Tubun Cirebon), dan Sahabat Ibrohim Rozy
(Plered Cirebon). Kemudian setelah terbentuk ketua pertamanya adalah Sahabat H.
Umar Labib Irfan dari tahun 1960 sampai dengan 1965, yang kemudian digantikan
oleh Sahabat Ahmad Syahari Muchsin pada tahun 1966.
Dalam masa-masa awal pembentukan sampai dengan
sekitar tahun 1996 PMII Cirebon mengalami peningkatan Kader dan progresifitas
Pergerakan yang signifikan, dibuktikan dengan Kader-kader PMII yang mampu
membuktikan dirinya berhasil dalam setiap bidang yang digelutinya, seperti H.
Ahmad Syahari Muchsin yang menjadi anggota DPRD Cirebon tidak lama setelah
menjadi Ketua Cabang Cirebon, KH Affandi Mochtar yang menjadi Sekretaris
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI dan Menjadi
Sekretaris MABIMNAS PMII, Sholahuddin Kafrawi menjadi PCINU
Amerika Serikat, KH. Wawan Arwani yang menjadi Rais Syuriah PCNU Kab. Cirebon,
Prof. Jamali yang menjadi Direktur Pasca Sarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr.
KH. Ilman Nafi’a yang sudah menjadi Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah di IAIN Syekh
Nurjati Cirebon, Dr. Septi Gumiandari menjadi Ketua Penjamin Mutu Akademik IAIN
Syekh Nurjati Cirebon atau Sahabat Sulhan yang kini Menjadi Dosen UIN Bandung.
Artinya mantan Ketua Cabang Cirebon Mampu membuktikan dirinya bisa bersaing di
kancah Lokal maupun Nasional sehingga ini merefleksikan bahwa PMII Cirebon
betul-betul menjadi kawah candradimuka bagi kader-kader pergerakan.
2 GAGASAN DAN REKOMENDASI IDEAL PMII
Pada tahun 1998 Mahasiswa dengan kompak
dan diberkati oleh Tuhan yang maha kuasa mampu menggulingkan Rezim Orde Baru
yang berkuasa selama 32 Tahun. Prestasi yang gemilang ini tentu saja tidak
lepas dari sumbangsih kader-kader PMII yang sangat Heroik pada momentum
tersebut. Sehingga PMII memberikan Rekomendasi-rekomendasi untuk ikut serta
membangun terwujudnya Negara sesuai apa yang dicita-citakan bersama.
Dalam Ranah Politik, Hukum, Ekonomi,
Agama dan Gender PMII punya Rekomendasi untuk Masyarakat dan Pemangku Kebijakan
:
a.
Mendorong adanya
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang sanksi pidana terhadap
elit-elit politik yang terbukti melakukan money politic dalam memperoleh
kekuasaan.
b.
Mendesak pemerintah
untuk membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pelaporan
anggaran partai politik
c.
Menyelamatkan
demokrasi Indonesia dari berbagai praktek kotor politikus
d.
Menetapkan hukuman
mati bagi para koruptor
e.
Menegaskan kembali
tentang kedudukan, peran dan fungsi hukum sebagai dasar sekaliogus patokan
(pedoman) dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
f.
Penegasan supermasi
hukum yang tegas bagi pejabat maupun pengusaha yang kebijakan dan perilakunya
bertentangan dengan hukum
g.
Pembangunan
infrastruktur yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan
h.
Mendesak pemerintah
untuk mencapai swasembada pangan
i.
Menyelenggarakan
pemerintahan yang bervisi keadilan Gender (gender mainstriming) dan
meningkatkan kedudukan serta peranan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara secara nasional
j.
Mengajak masyarakat
beragama untuk tidak menciptakan sentiment dalam beragama yang mengarah pada
konflik secara komunal
k.
Mengajak pada
pemerintah untuk mendeteksi dan menindak tegas penyebaran pemahaman keagaan
ekstrem di sekolah-sekolah atau kampus-kampus baik secara formal ataupun non
formal
l.
Menghentikan
dikotomi pendidikan pesantren dan pendidikan nasional untuk pembangunan
pendidikan yang berwawasan dan berkarakter ke-Indonesiaan.
3 KATAK DALAM TEMPURUNG
Secara Nasional PMII Menorehkan Prestasi yang
sangat luar biasa, PMII mampu memposisikan dirinya sebagai Aset Bangsa yang
sangat berharga tanpa merusak hubungan dengan Inangnya yakni Nahdlatul Ulama,
bahkan banyak juga jebolan PMII yang ikut serta dalam meneruskan perjuangan
para Ulama dalam tubuh NU itu sendiri. Prestasi yang ditorehkan PMII tentu saja
bukan tanpa sebab, hal ini tentu merupakan hasil ikhtiar Sahabat-sahabat
terdahulu yang betul-betul berjuang untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan
PMII.
Anehnya hari ini dengan prestasi PMII yang
sudah sedemikian rupa, PMII Cirebon justru hanya hanya berdiam diri dalam
kemajuan Zaman yang kian santer menggembor-gemborkan perubahan. Dari aspek
kaderisasi PMII Cirebon memang mengalami lonjakan yang luar biasa jumlahnya,
bayangkan saja dalam satu tahun PMII Cirebon mampu menjaring anggota baru
sampai dengan 855 anggota, sungguh angka yang luar biasa. Namun kuantitas
keanggotaan PMII justru berbanding terbalik dengan Kualitas kader-kadernya. Hal
ini dibuktikan dengan minimnya kader PMII yang ikut serta dalam mengawal perubahan
baik dalam internal kampus maupun dalam menyikapi kebijakan-kebijakan
pemerintah daerah, ironisnya hal tersebut terjadi akibat ketidak mampuan kader
PMII untuk mengawal Perubahan.
Tercatat dalam Periode ini saja 2017-2019
(samapai tulisan ini dibuat) PMII Cirebon tidak melakukan pendampingan apapun
kecuali issue nasional yang mana itupun interuksi dari PB dan PKC PMII tentang
penolakan RUU MD3, bagi penulis ini merupakan sauatu kemunduran.
Hari ini PMII Cirebon justru bukan lagi menjagi
Kawah Candradimuka untuk menempa pribadi yang berkualitas, melainkan hanya
sebagai sarana silaturrohim dan wadah temu kangen dalam hangatnya ikatan
kekeluargaan bagi kader-kadernya, tanpa memunculkan suatu formula yang
bermanfaat bagi kemajuan dan perubahan. Sebut saja ketika dimana-mana sedang
ramai membahas Revolusi Industri 4.0, PMII Cirebon justru masih berkutat pada
konflik internal yang tidak berkesudahan dan justru menelanjangi PMII Cirebon
sendiri. Atau ketika PB PMII sudah membahas dan mencanangkan PMII go Internasional
(Bahkan sampai sudah terlaksana), PMII Cirebon justru masih meributkan
Rekomendasi-rekomendasi kegiatan dan persyaratan pengajuan SK yang kemudian
dijadikan sebagai ajang permusuhan, sekali lagi ini merupakan suatu kemunduran.
Penulis pernah membaca Hasil muspimnas PMII
tahun 2012, disitu dibahas tentang Poros Ekonomi duania yang akan bergeser dari
Barat ke Timur, dibuktikan dengan dibentuknya Aliansi atau Organisasi Kerjasama
negara-negara yang kemudian melahirkan Organisasi BRICS (Brazil, Rusia, India,
Cina dan South Africa). BRICS yang awalnya berdiri untuk mengimbangi Ekonomi
Barat kemudian bergeser atau lebih tepatnya berkembang menjadi Organisasi yang
mampu menjaga perdamaian Dunia, sebab Negara-negara BRICS secara Ekonomi mampu
untuk menjadi kekuatan Ekonomi Dunia, bahkan Cina sendiri disebut-sebut sebagai
Potential Super Power satu tingkat dibawah Amerika. Hal ini sudah
dibahas semenjak tahun 2012 oleh PB PMII, lalu bagaimana dengan PMII Cirebon
sendiri?
4 Faktor kemunduran
Seperti Hukum kausalitas kata orang-orang ‘ada
sebab ada akibat’, terjadinya keadaan yang demikian (Kemunduran) bagi
PMII Cirebon tentu saja banyak factor yang jadi penyebabnya. Diantaranya adalah
:
a.
Kepentingan bukan
untuk kemajuan
Dalam tubuh PMII Cirebon muncul berbagai
macam kepentingan yang menyeret kader-kader untuk ikut masuk didalam berbagai
macam kepentingan tersebut, ada yang menginginkan PMII Cirebon sebagai Wadah
untuk Gerbong Politik Praktis, ada yang menginginkan PMII Cirebon menjadi
Organisasi yang konsisten Merawat Ideologi Ahlussunnah wal jamaa’ah, ada pula
yang menginginkan PMII Cirebon tetap menjadi Kawah Candradimuka untuk
menggembleng nilai kritis dan Intelektual Kader PMII Cirebon.
b.
Miskomunikasi
Sudah lumrah dalam suatu Organisasi terjadi
Miskomunikasi, namun Miskomunikasi antar lembaga, alumni atau antar structural
dalam tubuh PMII Cirebon mengakibatkan Proses kaderisasi terhambat dan justru
memicu konflik internal yang mengarah pada perpecahan (sedih memang kalo
diceritakan mah).
c.
Sosok Pemimpin
Dalam PMII maksudnya adalah ketua, Mau
tidak mau sosok pemimpin juga adalah salah satu yang menjadi factor PMII
Cirebon mengalami suatu kemunduran, terlepas bagaimana cara dia memimpin yang
jelas suatu kemunduran atau kemajuan PMII Cirebon tergantung bagaimana seorang
pemimpin menahkodainya, sehingga wajar apabila seorang ketua dipilih melalui
serangkaian tes kelayakan, hal tersebut tentu saja untuk bisa menghasilkan
pemimpin yang baik.
Masih banyak factor yang mempengaruhi
kenapa PMII Cirebon mengalami kemunduran, penulis hanya berusaha mencatat
sebagian besarnya saja, hanya untuk sebagai bahan diskusi bersama agar kita
mampu menjadikan PMII Cirebon lebih Progres dan lebih siap untuk menghadapi
suatu perubahan dan kemajuan. Sebab hari ini PMII Cirebon telah banyak
kehilangan ruang-ruang diskusi untuk bisa menghasilkan suatu gagasan yang
Brilian atau untuk bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran yang kritis. PMII
Cirebon hari ini telah kehilangan pijakan Historisnya.
Selanjutnya penulis memohon maaf apabila
banyak terdapat sesuatu yang menyakiti pembaca, sebab tidak ada sedikitpun
niatan untuk menyakiti kader-kader PMII Cirebon apalagi para pendahulu dan
Sahabat-sahabat Senior yang sudaah bersusah payah untuk bisa menjadikan PMII
Cirebon sebagai Kawah Candradimuka bagi kami semua. Sekali lagi tanpa bermaksud
untuk menyakiti ataupun merendahkan siapapun apalagi ada tendensi kepentingan
pada pihak tertentu, ini hanya ikhtiar penulis dalam memajukan PMII Cirebon,
untuk bisa mengembalika Eka Citra diri PMII.
Sumber Tulisan :
2.
Haramain, Malik,
2000, PMII Di Simpang Jalan, Pustaka Pelajar
3.
Data Base Kaderisasi
PC PMII Cirebon 2017-2018
4.
Hasil MUSPIMNAS PMII
2012