Thursday, 8 November 2018

WALI SONGO : STRATEGI DALAM PENYEBARAN ISLAM DI NUSANTARA


Oleh : Muhammad Surya (uya)

Sejarawan Mc Ricklefs menyatakatan, bahwa ; "Pada sejarah Indonesia modern 1200 - 2008 ia menegaskan bahwa penyebaran Islam salah satu proses yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, tapi juga paling tidak jelas.

Menurut Ricklefs, sejarah perkembangan Islam di Indonesia menjadi sangat penting dalam perkembangan sejarah di Indonesia.

Ricklefs lahir tahun 1943 di Australia, ia memiliki otoritas pada sejarah Jawa dan Nusantara pada tahun 1600 - 1900 an, sehingga ia paham betul tentang penyebaran Islam di Nusantara. 

Memang sangat menarik ketika kita kilas balik pada kehidupan zaman dulu. Buktinya sejarah itu ada, bahwa dulu ada kehidupan sebelum kehidupan sekarang.

Sang proklamatorpun selalu mengingatkan kepada para pemuda untuk tidak melupaka sejarah, dengan slogannya Jas Merah (jangan sekali-kali melupakan sejarah), itulah ciri khas Bung Karno bapak bangsa kita.

Kemerdekaan Indonesia tak lepas dari sejarah penyebaran islam di Nusantara. Meskipun tidak jelas, kata Ricklefs. Kenapa bisa disebut tidak jelas? Karena, penyebaran islam sedari dulu memang sudah ada, dilakukan pada tahun 674 M, yang pada waktu itu kerajaan Kalingga telah kehadiran para saudagar dari Arab yang sudah memasuki wilayah Nusantara.

Penyebaran islam di Nusantara di dasari oleh hadist Nabi Muhammad Saw, yang berbunyi ; "Ballighu anni walau ayatan" artinya ; sampaikan apa yang dari aku walaupun satu ayat. Sehingga hadist tersebut sangat meyakinkan para saudagar Arab untuk menyebarkan islam di Nusantara.

Sedangkan menurut sejarawan Wheatly dalam Golden Khersones, jalur penghubung Arab dengan Nusantara jauh terbangun sebelum islam ada. Namun sejarah mencatat, sampai berabad-abad kemudian agama islam di Nusatara lebih banyak dianut oleh penduduk asing asal Cina, Arab dan Persia.


Para saudagar Arab selain berniaga di Nusantara, mereka juga bermaksud menyebarkan islam di Nusantara. 

Sehingga pada abad ke-13. Marcopolo kembali ke Cina lewat laut melalui Teluk Persia. Bahwa kapal yang ditumpanginya singgah di Negeri Perlak dan ia melihat ada tiga golongan masyarakat, yaitu masyarakat muslim Cina, Persia-Arab, serta penduduk pribumi yang masih memuja roh-roh. 

Catatan sejarahpun disebutkan, selama tujuhkalinya muhibah ke Nusantara juru tulis Cheng Ho mencatat bahwa ajaran Islam di Nusantara belum dianut oleh kalangan pribumi Nusantara.

Ma Huan yang mengikuti kunjungan Cheng Ho ketujuh pada tahun 1433 ia mencatat bahwa penduduk yang tinggal di sepanjang pantai utara Jawa terdiri atas tiga golongan, muslim Cina, Persia-Arab dan pribumi Nusantara yang masih kafir dan memuja roh-roh. Dalam berkunjungnya Cheng Ho ke Nusantara sejak tahun 674 M sampai dengan 1433 M, dalam retan waktu sekitar seribu tahun, agama Islam belum dianut secara umum oleh pribumi Nusantara.



Munculnya Wali Songo ...
Pada perempat akhir abad ke-15 hingga abad ke-16 muncullah Wali Songo sekumpulan penyebar Islam pada abad tersebut, dan menjadi tonggak terpenting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa dan Nusantara, dikatakan sebagai tonggak terpenting dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, dikarenakan kedatangan saudagar-saudagar Arab ke Nusantara pada tahun 674 M selain berniaga, bermaksud untuk menyebarkan Islam di Nusantara. 

Namun penyebaran Islam yang dilakukan oleh para saudagar Arab tidak serta merta diikuti oleh penduduk pribumi Nusantara dengan secara massif, sampai munculnya para penyebar Islam di Jawa dan Nusantara yang dikenal dengan sebutan Wali Songo, yang makam-makamnya masih di hormati dan dijadikan tempat penziarahan oleh masyarakat Indonesia.

Hampir seribu tahun pribumi Nusantara belum menganut agama Islam secara menyeluruh, pribumi Nusantara kala itu masih memuja roh-roh dan tak beragama. Dengan secara perlahan Wali Songo mengislamkan pribumi Nusantara dengan strategi yang tak mengusik sedikitpun adat dan lingkungan sekitar masyarakat. Dalam dakwahnya Wali Songo menerapkan tiga strategi dakwah. Tiga starategi dakwah itu diterapkan kepada masyarkat dengan menyesuaikan lingkungan dan adat istiadat.




STRATEGI DAKWAH WALI SONGO
Sebelum menyebarkan Islam di Nusantara. Para wali sudah mengsistem strategi dengan secara matang. Strategi yang digunakan para wali tidak sembarang strategi, karena para wali tidak ingin mengusik tradisi Nusantara yang banyak keanekaragaman dan tradisi lama.

Para wali memperkenalkan Islam tidak secara instan, karena itu para wali merumuskan strategi jangka panjang. Tak masalah harus mengenalkan Islam ke anak-anak, karena mereka penerus masa depan bangsa ini.

Strategi yang dilakukan para wali mencocokan lingkungan masing-masing.

Ketika dipesantren. Para wali menerapkan strategi fiqhul ahkam. Strategi ini digunakan untuk mengenal dan menerapkan norma-norma keislaman dan mendalam agar mereka menjadi seorang muslim yang konsekuen. 

Namun ketika berada di lingkungan masyarakat. Para wali menerapkan strategi fiqhul dakwah. Strategi ini sangat penting diterapkan di kalangan masyarakat dan ajaran agama Islam diterapkan secara lentur serta menyesuaikan kondisi masyarakat dan tingkat pendidikannya. 

Selanjutnya strategi fiqhul hikmah. Strategi ini paling tinggi diantara kedua strategi sebelumnya. Dalam strategi ini, dimana ajarana Islam bisa diterima oleh semua kalangan termasuk diterima oleh kalangan rohaniwan Hindu dan Budha serta kepercayaan lainnya.

Selain tiga strategi itu. Masih ada strategi lainnya yang dilakukan oleh para wali. Strategi yang pertama tadrij (bertahap) tidak ada ajaran agama yang dilakukan secara spontan. 

Semuanya melalui proses, meskipun bertentangan dengan syariat agama, semacam meperbolehkan minum tuak, memakan daging babi, tapi ini hanya strategi. Strategi yang kedua adamul haraj (tidak menyakiti) para wali membawa Islam ke Nusantara dengan tidak mengusik agama mereka sebelumnya, dan tradisi adat mereka namun para wali memperkuat dengan secara Islami.

Hampir 90% masyarakat Nusantara di Islamkan oleh Waling Songo dengan cara tidak mengusik tradisi, agama dan kepercayaan lainnya. Pada akhirnya, hingga sekarang Nusantara atau nama lainnya Indonesia masih diisi oleh keanekaragaman, bahasa dan keyakinan (agama). Indonesia negara yang beragam agamanya, bahasanya, warana kulitnya, tradisinya.

Serta toleransilah yang diajarkan Wali Songo kepada para ulama dan penerus bangsa. Sehingga tak akan mudah beberapa oknum ormas yang ingin merubah sistem kenegaraan ini menjadi sistem negara yang islamiah, karena Indonesia negara yang beragam, dan mencintai sesama, tak ada perbedaan di negeri ini, kita semua sama, ya itu bangsa Indonesia. Wali Songo mengajarkan kepada para ulama dan santri serta masyarakat untuk saling menghormati bukan untuk saling membenci.

Sekian. Terimakasih.

***Penulis Adalah Pecinta Anime One Piece

No comments:

Post a Comment

POLITIK NU ADALAH POLITIK KEBANGSAAN