KEBANGKITAN PKI ATAU
HTI?
Oleh : Fathur*
Perayaan Hari Santri Nasional (HSN) ke-3
di Garut, Jawa Barat tercoreng aksi oknum anggota ormas tertentu
yang membakar bendera milik HTI di lapangan Alun-alun Limbangan, Garut.
Akibatnya video berdurasi 2,04
menit yang mulai beredar pada Senin, (22/10/2018) siang sekitar pukul 11.00
itu, langsung jadi kontroversi.
Awalnya, sebelum dilaksanakannya
perayaan HSN ke-3, seluruh santri dari seluruh ormas yang ada di wilayah
Kecamatan Limbangan, Garut meneken tanda tangan perjanjian untuk melaksanakan
perayaan HSN damai.
"FPI, persis, NU,
Muhammadiyah dan lainnya sepakat dan tanda tangan di atas materai Rp 6.000 agar
jangan mengibarkan bendera selain Merah Putih," ujar salah seorang sumber
yang enggan disebutkan namanya.
Kemudian seluruh ormas meneken
perjanjian itu. Pada prakteknya semuanya berjalan lancar hingga perayaan HSN di
lapangan Kecamatan Limbangan itu berlangsung aman. Namun setelah menyanyikan lagu
Hubul Wathon saat sesi hiburan, tiba-tiba ada peserta HSN yang menaikan bendera
arroyah yang diduga kerap digunakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Bendera itu sempat
naik di tiang bendera sampai beberapa meter, sebelum akhirnya diturunkan
oleh anggota ormas, ada Pak Camat kok yang tahu," ujar sumber tadi
menambahkan. (https://www.liputan6.com/regional/read/3673931/kronologi-pembakaran-bendera-hti-di-garut)
Saya kira berita tersebut sudah bisa menjelaskan
Vidio banser NU Garut yang tersebar di berbagai Media Sosial saat ini, sehingga
banyak oknum atau golongan yang tidak suka dengan NU memanfaatkan Viralnya
Vidio tersebut untuk membubarkan Banser NU, bagi mereka cara apapun akan
dilakukan untuk bisa melemahkan NU untuk bisa melemahkan NKRI.
Pengguna Media sosial
berlomba-lomba untuk mengomentari perihal pembakaran bendera HTI tersebut,
memang banyak yang pro-kontra terkait video tersebut namun tentu saja banyak
yang memberikan komentar negative sebab tidak tahu kronologi kejadiannya, yang
justru menjadi aneh menurut saya adalah adanya usaha dari para pembenci NU
untuk ikut sama-sama membenci NU dengan memberikan komentar-komentar yang
Profokatif.
Menurut Dr H Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), PhD,
alias Gus Nadir Rais Syuriah PCINU Australia punya catatan menarik.
Menurutnya, umat Islam jangan mau dibohongi oleh ISIS dan HTI soal bendera ini.
Keduanya, ISIS dan HTI sama-sama mengklaim bendera dan panji yang mereka miliki
adalah sesuai dengan Liwa dan Rayah-nya Rasulullah.
“Kalau klaim mereka itu benar, kenapa bendera ISIS dan HTI
berbeda design dan khat tulisan arabnya?” demikian catatan Gus Nadir
sebagaimana yang sampai kepada duta.co
Menurut dosen tetap di Fakultas hukum Universitas di Australia
ini, secara umum hadits-hadits yang menjelaskan warna bendera Rasul dan isi
tulisannya, itu tidak berkualitas alias tidak sahih. Riwayatnya pun
berbeda-beda. Ada yang bilang hitam saja, ada yang bilang putih saja. Ada juga
riwayat yang bilang hitam dan putih, bahkan ada yang kuning.
“Dalam sejarah Islam juga beda lagi. Ada yang bilang Dinasti
Umayyah pakai bendera hijau, Dinasti Abbasiyah pakai warna hitam, dan pernah
juga putih. Yang jelas dalam konteks bendera dan panji, Rasul menggunakan
sewaktu perang hanya untuk membedakan pasukan Rasul dengan musuh. Bukan dipakai
sebagai bendera negara,” jelasnya.
Jadi? Kalau ISIS dan HTI yang setiap saat mengibarkan Liwa dan
Rayah, apakah mereka mau perang terus? Kok ke mana-mana mengibarkan bendera
perang? “Kalau dianggap sebagai bendera negara khilafah, kita ini NKRI, sudah
punya bendera Merah Putih. Masakada negara dalam negara? Kalau itu
terjadi, berarti makar!” tegasnya.
Lalu bagaimana status hadits soal bendera ini? Menurut Gus
Nadir, hadits riwayat Thabrani dan Abu Syeikh yang bilang bendera Rasul hitam
dan panjinya putih, itu dhaif. Riwayat Thabrani ini dhaif karena ada rawi yang
dianggap pembohong yaitu Ahmad bin Risydin. Bahkan kata Imam Dzahabi, dia
pemalsu hadits.
Lalu, riwayat Abu Syeikh dr Abu Hurairah itu juga dhaif, karena
kata Imam Bukhari, rawi yang namanya Muhammad bin Abi Humaid, itu munkar.
Kemudian riwayat Abu Syeikh dari Ibn Abbas haditsnya masuk kategori hasan,
bukan sahih. Riwayat lain bendera Rasul yang warnanya hitam atau putih atau
kuning atau merah, itu tidak ada tulisan apa-apa.
“Katakanlah ada tulisannya, maka tulisan khat jaman Rasul dulu
beda dengan yang ada di bendera ISIS dan HTI. Jaman Rasul tulisan Alquran belum
ada titik dan khatnya, masih pra Islam yaitu khat kufi. Makanya, meski mirip,
bendera ISIS dan HTI itu beda khatnya. Kok bisa? Padahal sama-sama mengklaim
bendera Islam? Itu karena rekaan mereka saja,” tandas Gus Nadir.
Jadi, Tidak ada contoh otentik dan sahih tentang bendera Rasul
itu seperti apa. Itu rekaan orang-orang ISIS dan HTI berdasarkan hadits-hadits
yang tidak sahih. “Intinya, jangan mau dibohongi sama bendera Islam-nya HTI dan
ISIS. Perkara ini bukan masuk kategori syari’ah yang harus ditaati. Selesai,”
pungkasnnya.
Banyak dari oknum-oknum yang tidak suka dengan Rezim saat ini
sampai-sampai membuat issue akan kemunculan PKI sebab Rezim saat ini banyak
ditunggangi oleh PKI katanya, tapi kok saya melihat justru banyak upaya dari
simpatisan HTI untuk memberikan penekanan dan segala maca cara yang bisa mereka
lakukan untuk bisa mengibarkan kembali benderanya, terlihat dalam setiap momen
yang diselenggarakan oleh ormas islam selalu saja muncul bendera HTI seperti
pada perayaan Tahun baru Islam di Cirebon, ketika pawai 1 Muharrom di kota
Cirebon banyak ditemukan bendera HTI dalam masa pawai mereka yang membawanya
berkilah bahwa itu adalah bendera Rosulullah, itu adalah kalimat syahadat dsb.
Padahal sudah jelas bendera yang mereka gunakan dalam pawai itu adalah bendera
yang dipakai oleh ISIS.
Saya sendiri merasa aneh pada oknum yang selalu memberikan
Provokatif, sebab ketika mereka diajak untuk bertabayun atau klarifikasi tidak
pernah ada respon dari oknum tersebut, jadi bagi saya jelas tujuan mereka
hanyalah memprovokasi masyarakat untuk bisa mengikuti apa yang mereka kehendaki
dan mereka inginkan.
Harusnya para pengguna media sosial
harus lebih cerdas lagi dalam menyerap Informasi yang tersebar luas apalagi
yang bernada Provokatif, jangan sampai seperti kasus dari Ratna kemarin yang
sudah tersebar luas, sudah banyak yang berkoar-koar eh ternyata hanya Hoax
belaka, kan malu sampean kalo sampe terjadi lagi kasus yang seperti itu, mau
jadi apa bangsa ini kalo masyarakatnya saja masih mau mengkonsumsi Hoax.
Marilah kita bersama-sama untuk bisa
bermedia sosial dengan riang gembira tanpa ujaran kebencian tanpa fitnah. Kata
orang zaman dulu mulut tetangga bisa lebih tajam dari senjata tapi
sekarang Media sosiallah yang lebih tajam dari senjata sebab dalam hitungan
detik sudah mampu menyebar luas dipelosok-pelosok Negeri, begitulah media
sosial mampu menyelamatkan tapi juga mampu membunuh penggunanya.
Mari kita bijak dalam menggunakan Media Sosial, Salam waras.!
*Penulis adalah Bocah dari muridnya
Bocah Angon
HTI ormas terlarang jgn sampai bangkit kembali
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHTI harus dibumi hanguskan sampai ke akar2nya
ReplyDelete