Oleh : Muhammad Surya
Indonesia
adalah negara yang memiliki berbagai ras, agama, suku dan bangsa serta bukan
negara islam seperti negara-negara yang berada di wilayah timur tengah. Namun
yang telah kita ketahui penduduk di Indonesia mayoritasnya memeluk agama islam.
Fakta
tersebut telah berlangsung cukup lama dan masih melekat pada sampai saat ini, berbicara
mengenai islam di Indonesia memang sangat menarik karena kegiatan yang
berasaskan keislaman sangat jelas terlihat dalam kehidupan masyarakatnya.
Bukunya
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam,
bahwa islam sudah memasuki Indonesia sejak abad ke 7 dan sudah dianut sebagian
besar orang Indonesia, baik sebagai hukum ataupun agama. Islamisasi di
Indonesia telah ada sejak para Wali Songo menyebarkan ajaran islam di
Nusantara, selain itu, beberapa daerah yang berada di Indonesia, memiliki
beberapa pondok pesantren yang sudah terkenal. Kemerdekaan Indonesia tidak
terlepas dari adanya pondok pesantren yang notabennya para santri, ulama dan kiyai
yang memiliki ciri khas tersendiri.
Tanggal 17
Agustus 1945 Indonesia telah merdeka dari penjajahan belanda namun, belum genap
1 bulan merdeka, Indonesia mendapat ujian yang berat. Tentara sekutu yang
membonceng tentara Belanda mendarat di Jakarta dan kota-kota besar di
Indonesia. Peristiwa inilah yang membuat Bung Karno dan Bung Hatta untuk
ber-Diplomatik, agar tentara sekutu tidak mengusik kemerdekaan Indonesia, namun
rencana itu tidak membuahkan hasil.
Bung
Karno galau, ketakutan yang dirasakan Bung Karno sangat mendalam. Sehingga ia
memperhitungkan bila terjadi peperangan secara sistematis, kemungkinan besar
tidak akan bisa mengalahkan tentara sekutu, sudah jelas, persenjataan mereka
sangat lengkap dan keahlian militernya sangat memadai.
Di
sinilah peran para ulama sangat dibutuhkan, atas saran dari jendral Sudirman,
Soekarno diminta untuk mengirim pasukan khusus kepada pendiri Nahdlatul Ulama
KH. Hasyim Asy’ari tujuan menanyakan Fatwa Kiyai Hasyim tentang hukumnya
berjihad membela negara, yang notabennya bukan negara Islam.
Kiyai Hasyim lantas memanggil Kh Hasan Abdullah dari
Tambak Beras Jombang, kiyai Wahab diminta untuk mengumpulkan para ketua-ketua
NU se-Jawa-Madura untuk membahas persoalan ini, bukan hanya itu, kiyai Hasyim
juga meminta kiyai-kiyai utama NU untuk melakukan sholat istiqoroh salah
satunya adalah kiyai Abbas dari Buntet, Cirebon Jawa Barat.
Itulah sepotong cerita perjuangan para Umara dan Ulama
untuk mengalahkan tentara sekutu agar
beranjak dari tanah Indonesia, selain itu, para santripun ikut berjuang dalam
peperangan dan mengalahkan tentara sekutu, begitu hebatnya para pejuang santri
pada zamannya itu. atas perjuangan para santri dan ulama mengusir para tentara sekutu. Sehingga, tanggal 22 Oktober menjadi hari peringatin untuk
santri se-Indonesia, yaitu Hari Santri Nasional.
Santri di zaman sekarang dan zaman dulu, perjuangannya
sangat berbeda, santri dulu berperang melawan tentara sekutu, santri sekarang
berperang melawan teknologi. Semakin meningkatnya teknologi di Indonesia,
menyebabkan pengaruh yang sangat baik, namun juga bisa menyebabkan pengaruh
yang begitu buruk.
Perkembangan teknologi di Indonesia sangat meningkat,
dengan adanya beberapa media sosial yang sudah bisa dinikmati oleh semua
kalangan melalui telepon genggam dan semua orang bisa mengakses segala kegiatan
yang dilakukan, bahkan bisa menyebar luas informasi hoax.
Semua kalangan pasti memiliki akun media sosial
masing-masing, termasuk para santri. Tugas santri hari ini tidak hanya sekedar
sekolah, mengaji, dan melaksanakan kegiatan religius lainnya. Melainkan santri
juga wajib melawan hoax yang semakin
menjalar dan agar tidak mudah terpengaruh oleh para oknum pembuat berita hoax.
Seperti beberapa bulan yang lalu, Indonesia telah
digemparkan berita seorang ibu yang berusia 70th dikeroyok oleh tiga pemuda di
salah satu bandara yang berada di Bandung. Sehingga menyebabkan muka si ibu
tersebut babak belur, berita ini pun langsung menyebar, dan membuat empati para
tokoh nasional, para pimpinan-pimpinan dewan yang mempercayai berita tersebut. Setelah
berita itu menyebar, akhirnya ia mengakui bahwa berita itu hoax, yang sebenarnya ia tidak dipukuli tiga pemuda, muka yang
babak belur itu disebabkan gagalnya operasi plastik.
Ini berita hoax
yang sangat hebat, kenapa? Karena beberapa
tokoh nasional ikut terperangkap oleh berita hoax tersebut. Santri harus cerdas dan
pandai dalam menghadapi teknologi dan media yang semakin kacau, bahkan menjadikan
tempat penyebaran berita hoax serta menjadi
tempat saling menghujat, memfitnah, dan mencacimaki. Melawan hoax adalah tugas kita bersama, termasuk
tugasnya para santri, seperti lirik lagu Hari Santri ;
”Saat ini kita telah merdeka, mari teruskan perjuangan ulama, berperan aktif
dengan dasar pancasila Nusantara tanggung jawab kita”. Arti lirik lagu
tersebut, bahwasannya hari ini kita telah merdeka dari penjajahan dan kita
hanya cukup meneruskannya dan berperan aktif dalam berasaskan pancasila serta
negara ini adalah tanggung jawab kita para pemuda dan santri. Jangan kalah sama
hoax, karena hoax sesama saudara saling membenci, lawan hoax, perangi hoax. Santri
harus berjihad melawan hoax seperti
santri zaman dulu berjihad melawan tentara sekutu. Selamat Hari Santri, bersama
santri damailah negeri.
Penulis adalah mahasiswa tertinggi dikampusnya
Ijin ambil gambarnya yaa mas/mbak buat referensi dan pasang ke mading 🙏
ReplyDelete